Penghianatan. Морган Райс. Читать онлайн. Newlib. NEWLIB.NET

Автор: Морган Райс
Издательство: Lukeman Literary Management Ltd
Серия: Jurnal Vampir
Жанр произведения: Героическая фантастика
Год издания: 0
isbn: 9781632913760
Скачать книгу

      Saat Samantha akan mencapai pintu itu, dia merasakan ada tekanan dibelakangnya. dia jatuh terjerembab kebawah, dia terpental kebelakang.

      Dia berputar, dan melihat sekelilingnya, siapakah yang telah menyerangnya. Sergei. Seorang Russia keji pengikut Kyle. Orang yang mencuri pedang itu dari tangannya.

      Dia tersenyum pada Samantha, senyuman iblis, dan Samantha sangat membenci dia.

      Sam tanpa rasa takut, dia melompat ke belakang Sergei, dengan rantainya, dia mencekik leher Sergei. Pemuda itu sangat kuat. Sebenarnya dia sudah mencekik Sergei dengan kuat supaya sergei melepaskan Samantha, dan Samantha dapat menggunakan kesempatan ini untuk kabur darinya.

      Namun Sam bukanlah lawan bagi vampire, tidak sekalipun. Sergei bangkit, dan melempar Sam layaknya sebuah boneka. Sam mendarat sepuluh kaki, menghantam sebuah tembok.

      Saat Samantha hendak menggerakan kakinya, dia dihadang oleh kawanan vampire, dia juga melihat Sam juga dikepung. Mereka terjebak.

      Hal terakhir yang dia lihat adalah senyum sergei, dan dia meninjunya tepat diwajah hinga berdarah.

      Saat Kyle memasuki ruang utama Blacktide Coven, mengayunkan pedangnya dengan liar, menghancurkan vampire satu persatu, dia tidak merasakan sesenang ini. Darah bercucuran dimana-mana, menyelimutinya, ditangannya dia dapat merasakan banyak darah saat dia mengayunkan pedangnya dengan intensitas yang tinggi. Ini merupakan balas dendamnya. Balas dendam akan pengabdiannya selama ribuan tahun, untuk apa yang mereka lakukan kepadanya. Beraninya mereka. Sekarang mereka tahu apa artinya sebuah pembalasan. Mereka semua harus meminta maaf, tidak terecuali, menunduk kepadanya, berlutut, dan mengakui kesalahan mereka.

      Semuanya berjalan dengan sempurna. Setelah perjalanan kecilnya menuju jembatan Brooklyn, dia memimpin pasukannya yang loyal menuju ke pintu balai kota, membunuh beberapa vampire yang berani menghalangi mereka.lalu mereka memasuki jalan rahasia, dalam dan lebih dalam lagi, menuju pusat balai kota, tepat pada sarang covennya. Tidak ada yang berani mendekatinya saat dia dan pasukkannya melewati pintu itu. Banyak vampire ketika melihat Kyle membawa pedang itu, mereka memutuska untuk mengikuti Kyle. Dia sangat senang mengetahui covennya yang lama masih loyal kepadanya. Dia mengetahui, sudah tiba hari untuknya menyatakan diri sebagai pemimpin yang baru.

      Rexius adalah ppemimpin yang lemah. Jika saja dia lebih kuat, dia dapat menemukan pedang itu sendiri, bertahun-tahun lalu. Dia tidak akan pernah menyuruh seseorang untuk mencari pedang itu. Dan da akan menghukum mereka akan kesalahannya, kesalahan yang sebenarnya adalah kesalahan dirinya sendiri. Rexius telah mabuk oleh kekuasaan. Menyingkirkan Kyle merupakan hal terakhirnya, juga orang-orang yang dekat dengan kyle. Namun sekarang mereka melawan balik.

      Saat kyle memasuki ruangan itu, dia langsung menuju ke singgahsana Rexius. Rexius melihatnya, matanya terbuka lebar dan panik.

      Rexius melompat dari singgahsananya dan mencoba untuk kabur, menghindari pertarungan. Mereka menyebutnya pemimpin, sekarang menunjukan sifatnya yang sebenarnya dalam sebuah pertarungan.

      Namun Kyle memiliki rencana lain.

      Kyle melompat kesisi lain untuk bertemu Rexius bertatap muka. Sangat mudah baginya untuk menusukkan pedang itu kepada Rexius, namun dia tidak mau rexius mati dengan mudah. Dia ingin rexius melihat dengan jelas, siapa yang akan membunuhnya.

      Rexius berhenti, langkahnya terhadang oleh Kyle dengan pedangnya yang gemerlap dan bercahaya.

      Rahang Rexius bergetar, dan tangannya gemetar sambil mengarah kewajah Kyle. Saat itu Rexius layaknya orang tua. Lemah, tua dan ketakutan, sangat menyedihkan.

      “ Kamu diusir!” Kyle berteriak, “ saya memerintahkan kamu untuk pergi!”

      Sekarang giliran Kyle untuk tersenyum lebar, penuh kemenangan.

      “kamu tidak akan menang!” Rexius menambahkan, “kamu tidak akan menang!”

      Kyle melangkah dengan pasti, dan dengan satu hentakan, menghunus pedang itu menusuk jantung Rexius.

      “ aku menang,” Kyle berkata.

      Seluruh ruangan, walaupun sedang sibuk dengan pertarungan, hening seketika mendengar suara tersebut. Suara lengkingan yang menakutkan, menyebar keseluruh ruangan. Nampaknya akan segera berakhir, saat Rexius melengking dan melengking. Mereka melihatnya, tubuh Rexius lenyap dari pandangan mereka, menjadi awan asap lalu hilang di langit-langit ruangan tersebut.

      Seluruh isi ruangan berhenti dan memandang Kyle.

      Kyle menganagkat pedang itu dan berteriak, teriakan penuh kemenangan.

      Vampire yang selamat, pada kedua belah pihak, berbalik dan menhadap Kyle. Mereka berlutut, dan menundukan kepala, membungkukkan tubuhnya. Pertempuran telah usai.

      Kyle menarik nafas dalam, setelah mendapatkan semua ini. Dia adalah pemimpin mereka sekarang.

      ENAM

      Caitlin tidak dapat berbicara, terpisah diantara Caleb dan Sera.

      Sagat sulit baginya untuk mencerna sealigus. Apakah dia melihat seharusnya yang dia dapat? Bagaimana mungkin?

      Dia berfikir kalau dia sangat mengenal Caleb, bahwa mereka lebih dekat dari sebelumnya. Dia sangat yakin bahwa mereka akan bersama, sebagai pasangan, dan akan tetap seperti itu selamanya. Dia telah melihat masa depannya dengan jelas, dan sangat yakin bahwa tidak ada yang dapat memisahkan mereka.

      Dan sekarang, dia tidak pernah menyanggka ada wanita lain dalam kehidupan Caleb. Bagaimana bisa Caleb tidak memberitahunya?

      Tentu saja, Caitlin mengingat Sera pada pertemuan singkatnya di biara itu- namun Caleb bersikeras dia tidak mempunyai rasa lagi terhadap Sera, apa yang terjadi pada mereka, bertahun-tahun lalu- bertahun-tahun lalu.

      Lalu apa yang hendak Sera lakukan disini? Terutama saat ini, selama ini? Saat Caitlin dan Caleb menikmati moment pribadinya bersama, saat Caitlin baru tersadar, berubah sempurna menjadi vampire sempurna, yang berasal dari darah Caleb? Bagaimana Sera dapat mengetahui keberadaan mereka? Apakah Caleb yang mengundangnya? Mungkin dia, tapi kenapa?

      Lapisan demi lapisan luka menghampiri Caitlin. Tidak ada penjelasan tentang ini, dia sangat takut untuk membuat dirinya tak berdaya, terutama pada pria ini, untuk suatu alas an yang pasti. Namun dengan Caleb dia telah menyerahkan segalanya, dia percaya sepenuhnya kepada Caleb. Dia telah membuat dirinya tak berdaya terhadap Caleb, lebih dari laki-laki lain yang pernah bersamanya. Dan caleb telah melukainya dalam, sangat dalam, lebih dari yang Caitlin dapat pikirkan.

      Dia tidak dapat memahami bagaimana dia dapat salah menilai Caleb, bagaimana dia bisa menjadi sangat bodoh, akan kekeliruan ini. Dia merasa dirinya hancur berkeping-keping. Bagaimana dengan keabadian yang dia miliki sekarang, tanpa Caleb? Mungkin ini adalah hukuman, hukuman yang kekal. Rasanya dia ingin mati saja, lebih buruk dari itu dia merasa seperti orang bodoh.

      “Caitlin!” teriak Caleb memanggilnya, ia mendengar langkah kaki Caleb mengejarnya, “izinkan aku menjelaskannya.”

      Apa yang harus dijelaskan? Semuanya sudah jelas, Caleb telah mengundang Sera kesini. Jelas Caleb masih mencintainya. Dan jelas perasaanya terhadap Caitlin tidak lebih kuat daripada perasaanya terhadap Sera.

      Caleb menggenggam tangan Caitlin, menariknya sehingga ia berbalik, menatap wajah caleb.

      Namun Caitlin menepisnya. Dia tidak dapat menahan rasa sentuhan dari Caleb. Dia tidak mau ada hubungan lagi dengannya. Tidak akan lagi.

      “Caitlin!” dia memanggilnya lagi,” apakah kamu tidak mengizinkanku untuk menjelaskannya?”

      Namun Caitlin tidak berhenti. Dia merupakan manusia baru sekarang, suatu mahluk yang baru, dan dia dapat merasakannya. Bersama dengan kekuatan vampire barunya, ia juga merasakan emosi vampire. Dia dapat merasakan emosinya lebih kuat daripada saat dia masih menjadi manusia- amat sangat kuat. Dia data merasakan sesuatu dengan dalam. Dia tidak hanya merasa putus asa- dia bahkan merasa dirinya telah mati. Dia tidak hanya merasa dikhianati- dia merasa dia telah ditusuk menembus jantungnya. Dia ingin menangis sekencangnya, melakukan apa saja untuk menghentikan luka didalam dirinya.

      Caitlin