eBuku ini terlisensi untuk hiburan personal Anda saja. eBuku ini tidak boleh dijual kembali atau diberikan kepada orang lain. Jika Anda ingin membagi buku ini dengan orang lain, silahkan membeli salinan tambahan bagi tiap penerima. Jika Anda membaca buku ini dan tidak membelinya, atau tidak dibeli hanya untuk Anda gunakan, maka silahkan mengembalikannya dan membeli salinan milik Anda sendiri. Terima kasih telah menghargai kerja keras penulis ini.
Ini adalah sebuah karya fiksi. Nama, karakter, bisnis, organisasi, tempat/lokasi, acara, dan insiden adalah hasil karya imajinasi penulis atau digunakan secara fiksi. Setiap kemiripan dengan orang-orang yang sebenarnya, hidup atau mati, adalah sepenuhnya kebetulan.
Gambar sampul Hak cipta Bilibin Maksym, digunakan di bawah lisensi dari Shutterstock.com.
DAFTAR ISI
"Apakah ini belati yang aku lihat sebelumnya,
Gagangnya mengarah ke tanganku? Mari, biar kukenggam kau.
Aku tidak memilikimu, namun aku masih melihatmu."
—William Shakespeare
Macbeth
BAB SATU
Raja MacGil terantuk memasuki kamarnya, terlalu banyak minum, ruangan berputar, kepalanya berdenyut akibat pesta malam itu. Seorang wanita yang tidak ia ketahui namanya merangkulnya, satu tangan melingkar di pinggangnya, pakaiannya terlepas setengah, membimbingnya dengan tawa kecil ke ranjangnya. Dua pelayan menutup pintu di belakang mereka dan menghilang diam-diam.
MacGil tidak tahu di mana permaisurinya berada, dan malam ini ia tidak peduli. Mereka sudah jarang berbagi ranjang - istrinya sering menyendiri di kamarnya sendiri, khususnya pada malam-malam kala festival, ketika makanan datang terlalu lama. Dia mengetahui kegemaran suaminya, tapi nampaknya ia tidak peduli. Bagaimanapun juga, ia adalah raja, dan raja-raja MacGil selalu sesuai dengan haknya.
Tapi ketika MacGil bermaksud tidur ruangan tersebut berputar terlalu keras, dan ia tiba-tiba menarik bahu wanita itu. Ia tidak lagi bergairah untuk hal ini.
"Tinggalkan aku!" perintahnya, dan mendorongnya pergi.
Wanita itu berdiri di sana, tertegun dan terluka, pintu terbuka dan para pelayan kembali masuk, masing-masing mencengkram satu lenganya dan membimbingnya keluar. Wanita itu memprotes, tapi isakannya teredam ketika mereka menutup pintu di belakangnya.
MacGil duduk di pinggir ranjangnya dan menyandarkan kepala di tangannya, mecoba untuk menghentikan sakit kepalanya. Suatu hal yang tidak biasa baginya untuk mengalami sakit kepala sedini ini, sebelum waktu minum-minum habis, tapi malam ini berbeda. Semua sudah berubah dengan sangat cepat. Perayaan itu telah berjalan dengan sangat baik; ia telah memutuskan pilihan daging yang bagus dan anggur yang kuat, ketika anak itu, Thor, muncul dan merusak semuanya. Pertama dia masuk tanpa diundang, dengan mimpi konyolnya; dia bahkan memiliki keberanian untuk menjatuhkan cawan anggur dari tangannya.
Kemudian anjing itu muncul dan menjilat anggur itu, lalu mati mendadak di depan semua orang. MacGil menjadi terguncang sejak itu. Kesadaran menghantamnya bagaikan sebuah palu; seseorang telah mencoba meracuninya. Untuk membunuhnya. Ia hampir tidak bisa memahaminya. Seseorang telah menyusup melewati para penjaganya, melewati anggurnya dan juru cicip makanannya. Ia hanya berjarak satu hembusan napas dari kematiannya, dan hal itu masih mengguncang dirinya.
Ia memerintahkan Thor dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah, dan mengira-ngira apakah ia telah memberikan perintah yang benar. Di satu sisi, tentu saja, tidak mungkin anak itu mengetahui bahwa cawan anggurnya diracuni kecuali dia sendiri yang meracuninya, atau entah bagaimana ia terlibat dalam kejahatan tersebut. Di sisi lainnya, ia tahu bahwa Thor memiliki kekuatan misterius - terlalu misterius - dan mungkin ia telah mengatakan yang sebenarnya: mungkin ia memang telah melihatnya dalam sebuah mimpi. Mungkin Thor, faktanya, menyelamatkan hidupnya, dan mungkin MacGil telah mengirimkan seseorang yang benar-benar loyal ke penjara bawah tanah.
Kepala MacGil berusaha berpikir dengan keras, sembari duduk di sana membelai dahinnya yang berkerut, mecoba memikirkan semua hal itu. Tapi ia sudah terlalu banyak minum malam ini, benaknya terlalu berkabut, pikirannya berputar-putar, dan ia tidak bisa sampai ke dasar itu semua. Terlalu panas di sini, malam musim panas yang pengap, tubuhnya kepanasan selama berjam-jam memuaskan diri dengan makanan dan minuman, dan ia merasakan dirinya berkeringat.
Ia mengulurkan tangan dan melepaskan mantelnya, lalu baju luarnya, melepaskan semuanya sampai hanya tertinggal baju dalamnya. Ia menyeka keringat dari alisnya, lalu janggutnya. Ia membungkuk dan melepaskan sepatu bootnya yang sangat besar dan berat, sekaligus, dan melengkungkan jari kakinya di udara. Ia duduk di sana dan menarik napas dengan keras, berusaha mengembalikan keseimbangannya. Perutnya telah membesar saat ini, dan berat. Ia menendangkan kakinya ke atas dan berbaring, menaruh kepalanya di atas bantal. Ia berdesah dan menengadah, melewati keempat poster, ke langit-langit, dan menyuruh kamar itu berhenti berputar.
Siapakah yang ingin membunuhnya? ia bertanya-tanya, lagi. Ia telah mencintai Thor seperti seorang anak, dan sebagian dari dirinya merasakan bahwa bukan dia. Ia bertanya-tanya siapa lagi yang mungkin bisa, apa motif yang mungkin mereka miliki - dan yang paling penting, apakah mereka akan melakukannya lagi. Apakah ia aman? Apakah pernyataan Argon memang benar?
MacGil merasakan matanya menjadi berat, saat ia merasakan